Wednesday, 04-12-2013
Masuk Daftar DPO, Buhtar Tabuni dan Wim Rocky Wedlama Diminta Serahkan Diri
Wakapolda : Sulit Bubarkan KNPB, Tidak Terdaftar Tapi Ada
WAKAPOLDA Papua Brigjenpol Drs. Paulus Waterpauw mengatakan sulit untuk membubarkan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) secara hukum sebagai sebuah organisasi, karena KNPB tidak terdaftar secara resmi namun aktivitas dan keberadaan organisasi tersebut ada.
“Pemerintah sulit bubarkan karena memang tidak terdaftar organisasinya, tapi ada”, katanya menjawab pertanyaan wartawan saat usai melayat Syamsul Ma’arif di Kompleks Expo Waena, salah satu korban meninggal rusuh demo KNPB Selasa (28/11) lalu yang pecah di depan PTUN Waena.
Pada kesempatan tersebut juga Wakapolda menegaskan bahwa pihaknya akan memburu dua pentolan KNPB yang paling bertanggung jawab atas rusuh tempo hari, Buchtar Tabuni dan Wim Rocky Wedlama yang kini sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polda Papua.
Syamsul Ma’arif adalah tukang ojek korban rusuh demo KNPB yang sempat masuk RS. Dian Harapan (31/11) dini hari korban dirawat dirumah sakit dengan luka tusuk di luka robek di kepala, namun nyawanya tidak tertolong dan akhirnya menghembuskan nafas kemarin.
“kami turut berduka cita, segala upaya sudah dicoba untuk menyelamatkan korban namun Tuhan berkehendak lain” ujar Brigjenpol Drs. Paulus Waterpauw di dampingi Kabidhumas Polda Papua AKBP Sulistiyo Pudjo H di rumah duka kemarin.
Wakapolda Papua berjanji pada kelurga korban bahwa para pelaku akan di tangkap dan di proses hukum “ kami Polda Papua sangat mengutuk kekerasan yang dilakukan oleh kelompok yang mengatasnamakan diri KPNB” tindakan mereka itu sudah sangat brutal dan harus di proses sesuai dengan hukum, dan nantinya Polda juga akan memberikan bantuan kepada korban rusuh kemarin” tegasnya. Sedangkan untuk biaya seluruh proses pemakaman korban di biayai oleh Pemerintah Kota Jayapura.
Sementara Swardi Kimo Ketua Kerukunan Himpunan Keluarga Jawa Madura (HKJM) mengatakan sangat kehilangan dengan salah satu warganya yang sehari – hari berprofesi sebagai tukang ojek itu.
“kami hanya ingin mencarii nafkah, kami tidak tau tentang aksi demo atau politik, jadi kejadian seperti ini agar tidak terulang lagi, dan kalau bisa pelaku segera ditangkap”, katanya menambahkan bahwa hingga kini motor korban dengan nomor polisi DS 5876 AD juga tidak diketahui keberadaannya.
Selain Syamsul Ma’arif rusuh demo KNPB pekan kemarin yang digelar dalam rangkan memberikan dukungan atas pembukaan kantor OPM di Port Moresby itu juga memakan beberapa korban warga masyarakat lainnya diantaranya sebanyak 10 orang dikhabarkan mengalami luka – luka yakni Wiji Astuti (40) luka robek di bagian bibir, Nur Rochman (39) luka sajam di kepala, Agus Bahabol (23) luka robek di kepala, Arnus Bahabol (19) luka robek kepala, Enecko Bahabol luka robek di kepala, Muchlis (32) luka sajam dan putus urat jari, Monius Silak (15) luka bengkak pada mata kanan serta Ulis Silak luka lecet di kepala.
Kerugian lainnya adalah tiga unit mobil mengalami kerusakan dan satu rumah milik Andro Bahabol juga mengalami kerusakan. (CR5/R1/LO3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar