HOME .POLHUKUM .PENDIDIKAN .EKONOMI .KESEHATAN. SOSIAL BUDAYA. WISATA ALAM. KRIMINAL. PEMBANGUNAN.

Senin, 11 Agustus 2014

Mabuk, Oknum Polisi Tembak Anak Kepala Suku

Rabu, 06 Agustus 2014 , 22:47:00

Puluhan warga Kampung Botawa saat mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Waropen untuk meminta perlindungan hukum lantaran salah satu anak Kepala Suku menjadi korban penembakan yang dilakukan oleh satu anggota kepolisian Waropen, Selasa (5/8) kemarin.
WAROPEN - Nasib naas dialami oleh Yakobus Didam (25) anak salah satu kepala suku di Kampung Botawa Distrik Oudatte Kabupaten Waropen. Ia yang menjadi korban penembakan oleh oknum anggota Polres Waropen berinisial Briptu LP.
 Akibat peristiwa yang terjadi Senin (4/8) sekitar pukul 04.00 WIT itu, korban mengalami luka pendarahan di bagian otak belakang dan hingga kini tidak sadarkan diri dan dirujuk ke RSUD Biak.
 Menurut informasi yang diperoleh Cenderawasih Pos, kasus ini bermula ketika Briptu LP bersama dengan Dani Didam dan Yusuf Moreni bersama-sama mengkonsumsi minuman keras di rumah Maklon Moreni yang masih ada hubungan keluarga dengan Yakob Didam. 
 Pada pukul 02.00 WIT korban Yakob Didam datang ke rumah Maklon Moreni lalu marah-marah, sehingga Briptu LP kemudian dari mengeluarkan tembakan ke arah luar ruangan dinding kayu yang kemudian tembus dan peluru itu kemudian memantul dan bersarang di kepala belakang korban Yakobus Didam yang mengakibatkan korban jatuh bersimbah darah dan tidak sadarkan diri hingga dilarikan ke RSUD Waropen. Namun melihat kondisi korban yang parah, sehingga korban kemudian dirujuk ke RSUD Serui, Selasa (5/8) korban dan selanjutnya dalam kondisi tidak sadarkan diri dirujuk ke RSUD Biak untuk mendapat perawatan intensif.
 Kejadian ini mendapat sorotan dari salah satu tokoh masyarakat Botawa Kabupaten Waropen, Robi Duwuri yang menyesalkan kejadian yang mengakibatkan salah satu warganya terluka akibat kelalaian dari anggota Polisi yang seharusnya menjadi penganyom bagi masyarakat.
 ”Kami selaku anak asli Botawa sangat kecewa dengan kejadian ini karena akibat dari kejadian ini warga kami hingga kini belum sadarkan diri dan sangat meresahkan seluruh warga Kampung Botawa,” ungkapnya melalui telepon selulernya, Senin (4/8) malam.
 Dirinya berharap kejadian ini menjadi perhatian bagi Kapolres Waropen dan Kapolda Papua. ”Kami kira ini harus menjadi perhatian penting bagi Polres Waropen dan Polda Papua karena mengingat apa yang dilakukan oleh salah satu anggota Polres Waropen ini tidak pantas. Kami juga berharap ada tindakan tegas terhadap pelaku,” harapnya.
 Robi Duwuri menegaskan bila tidak ada tindakan hukum terhadap pelaku maka pihaknya selaku anak asli dan pemilik hak ulayat bakal memalang kantor Bupati Waropen, Kantor DPRD Waropen dan Bandara Botawa.
 Adanya kasus penembakan ini membuat puluhan warga pun berkumpul mendatangi kantor DPRD Kabupaten Waropen untuk menyampaikan aspirasi mereka dan menuntut ganti rugi kepada pihak kepolisian karena telah lalai dalam mengemban tugas sebagai pelayan, pengayom dan pelindung masyarakat.
 Dikatakan oleh Kepala Suku Kampung Botawa Yakob Moreni, bahwa awalnya pelaku bersama korban dan teman korban sedang menikmati minuman keras di rumah korban. “Awalnya, korban diajak minum oleh pelaku, dan akhirnya terjadi pertengkaran hingga pelaku tidak dapat menahan emosi dan akhirnya melepas tembakan yang mengenai bagian kepala belakang korban, namun sebelumnya peluru itu lebih dulu menembus salah satu dinding kayu rumah.
  Atas kejadian itulah dirinya meminta DPRD Waropen untuk mengawal aspirasinya kepada pihak kepolisian, dan menuntut ganti rugi. Sementara orang tua korban yang juga ikut menjadi saksi atas kejadian itu Lodu Didam mengatakan bahwa kejadian itu terjadi sekitar pukul 4 Senin pagi. Awalnya dirinya mengira ada sepotong kayu yang patah, namun karena penasaran dirinya ingin memastikan, dan ternyata bunyi tersebut adalah ledakan senjata api yang pelurunya bersarang ke dalam kepala anaknya.  “Saya menuntut keadilan dari pihak kepolisian. Kami tuntut ganti rugi Rp 2 Miliar. Jika tidak dipenuhi maka beberapa aktivitas pembangunan seperti Bandara Botawa, pembangunan jalan, akan dipalang oleh masyarakat adat dari Suku Ghoria dan Suku Demisa,” ancamnya.
Di tempat yang sama Ketua Koordinator Aksi Dorus Wakum mengungkapkan pula kekecewaannya. Pasalnya puluhan warga yang mendatangi Kantor DPRD Waropen menggunakan truk dan jauh datang dari Botawa harus menunggu  hingga dua jam lamanya tanpa dilayani oleh satupun anggota dewan. Kantor memang terbuka, namun di dalamnya hanya terdapat beberapa staf,  tanpa seorangpun pimpinan dan anggota dewan yang menghampiri hingga sore.
 “Kenapa harus ada anggota dewan yang tidak memperhatikan rakyatnya. Kita di sini menunggu, dan tidak ada kejelasan yang berarti. Jangan karena sudah mau diganti jadi jarang ngantor. Rakyat mau menyampaikan aspirasi tapi tidak dianggap,” ucap Dorus Wakum yang juga mengaku aktivis anti korupsi itu.
  Massa sudah diterima oleh Kabag Ops Polres Waropen dan saat ini kasus tersebut telah disampaikan kepada Kapolda Papua.
  Sementara itu, Kapolda Papua, Brigjen Pol. Drs Yotje Mende menegaskan bahwa pihaknya akan memecat anggotanya yang berinisial Briptu LP jika terbukti melakukan penembakan terhadap salah satu warga di Waropen yang bernama Yakob Didam, Rabu (5/8).
 “Dalam laporan pagi ini tidak ada saya baca terkait informasi polisi tembak warga di Waropen, namun kalau korban sampai meninggal pasti saya akan proses orang itu, bila perlu saya pecat. Kunci kita kalau ada anggota yang salah dan melakukan kekerasan ya kita tindak tegas, jadi kita cek dulu benar atau tidaknya,”tegas Kapolda.
 Kapolda menambahkan bahwa Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan (Kabidpropam) Polda Papua, Kombes Pol. Bambang Sutoyo sudah diutus untuk berangkat ke Waropen guna melakukan.penyelidikan kasus tersebut. “Kita sudah minta Kabidpropam menindaklanjuti kasus ini, jadi kita tunggu pemeriksaannya dulu seperti apa dari Propam,”tandasnya.
 Kabidhumas Polda Papua, Kombes Pol. Sulistiyo Pudjo Hartono ketika dikonfirmasi terkait hal itu juga membenarkannya. Saat ini, kata Pudjo, anggota polisi tersebut telah diamankan untuk diproses lebih lanjut. “Itu rekoset saja, di mana anggota menembak dinding setengah beton setengah kayu, tembakan pada dinding itulah yang membuat serpihan mengenai kepala korban,”kata Pudjo melalui pesan singkatnya.
 Kabid Humas menyebutkan bahwa antara korban dan pelaku masih memiliki hubungan kekeluargaan sehingga melakukan acara minum miras bersama-sama. Untuk awal percekcokan itu sendiri, Kabidhumas menyatakan masih melakukan penyelidikan sehingga belum diketahui motifnya apa. “Kita masih selidiki, jangan sampai informasi yang beredar tidak sesuai dengan hasil penyelidikan di sana,”tandasnya.(yan/il/rib/fud)

Tidak ada komentar: