Rabu, 06 Agustus 2014 13:07
Penembakan di Lanny Jaya Bermotif Sakit Hati
Taksir item ini
(0 pilihan)
JAYAPURA - Ketua Asosiasi Bupati Se-Pegunugan Tengah, Wempi Wetipo berpandangan penembakan di Kabupaten Lanny Jaya yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata di bawah pimpinan Enden Wanimbo merupakan bentuk protes ketidakadilan dan sakit hati.
Menurut dia, Enden Wanimbo yang saat itu merupakan Tim Sukses Pembentukan Kabupaten Lanny Jaya dan pernah sakit hati lantaran tidak meratanya pembagian dana Rp2 Miliar dari Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya, sehingga dia (Enden Wanimbo) melakukan gangguan keamanan di daerah itu.
“Sebenarnya pada saat pembentukan Kabupaten Lanny Jaya, Enden Wanimbo menjadi Tim Sukses. Namun dari informasi terakhir, dia merasa kecewa karena merasa tidak ada keadilan dalam pembagian uang Rp2 Miliar dari Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya kepada Tim Suksesnya,” kata Wetipo saat ditemui wartawan usai Coffee Morning dengan Kapolda, Brigjend (Pol) Drs. Yotje Mende, MH., M.Hum, dan Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Christian Zebua di Mapolda Papua, Selasa (5/8).
Menurut dia, Enden Wanimbo yang saat itu merupakan Tim Sukses Pembentukan Kabupaten Lanny Jaya dan pernah sakit hati lantaran tidak meratanya pembagian dana Rp2 Miliar dari Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya, sehingga dia (Enden Wanimbo) melakukan gangguan keamanan di daerah itu.
“Sebenarnya pada saat pembentukan Kabupaten Lanny Jaya, Enden Wanimbo menjadi Tim Sukses. Namun dari informasi terakhir, dia merasa kecewa karena merasa tidak ada keadilan dalam pembagian uang Rp2 Miliar dari Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya kepada Tim Suksesnya,” kata Wetipo saat ditemui wartawan usai Coffee Morning dengan Kapolda, Brigjend (Pol) Drs. Yotje Mende, MH., M.Hum, dan Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Christian Zebua di Mapolda Papua, Selasa (5/8).
Kekecewaan lain, lanjut Wetipo dikarenakan tidak dilibatkannya saat meninggalnya Kogoya, sehingga merasa tidak dihargai keberadaannya. “Ketua DPRD Lanny Jaya pernah menyampaikan sebenarnya ini kelompok minta makan. Ini yang saya harapkan agar Bupati dan DPRD duduk bersama-sama mencari solusi masalah ini. Pemerintah jangan terjebak dengan kelompok ini dan hidup tidak nyaman,” katanya.
Wetipo menyakini bahwa masalah Lanny Jaya dapat diselesaikan, seperti masalah di Jayawijaya. Sebab, tidak ada ajaran agama yang menghendaki untuk membunuh manusia. Namun dalam proses penyelesaian ini, ia meminta agar Enden Wanimbo menyisihkan masalah masa lalu.
“Dalam ajaran agama, Tuhan tidak pernah memerintahkan umatnya untuk membunuh orang, ini yang harus digarisbawahi dan saya kira mereka (Enden Wanimbo,red) bisa mendengar hal tersebut, tapi mereka harus sisihkan masalah masa lalu” ucap dia.
Soal tudingan pembiaran terhadap Enden Wenimbo cs yang menyebabkan korban berjatuhan, Wetipo membantah keras tudingan tersebut. “Saya kira bukan pembiaran, tapi perlu adanya proses konsoliasi secara menyeluruh dengan maksud kelompok sependapat dan tidak sependapat duduk bersama-sama untuk berdiskusi tujuan pembangunan ke depan,” katanya.
Menurut Wetipo, masalah Lanny Jaya merupakan kewenangan Gubernur Papua untuk menyelesaikan. Namun, Gubernur harus konsisten dalam membangun Pegunungan Tengah, agar tidak terjadi perselisihan. “Kalau tidak konsisten, saya kira itu akan susah. Saya berharap dengan yang berjalan sekarang, kedepan dapat menaruh perhatian lebih besar,” ujarnya.
Pihaknya mengharapkan masalah Lanny Jaya dapat selesai dalam waktu dekat ini, sehingga Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah akan merumuskan kebijakan yang tepat untuk membangun masyarakat wilayah Pegunungan Papua.
Tak hanya itu, Ia juga sangat mengharapkan 12 Kabupaten yang ada Pegunungan Tengah bisa dapat mengeliminir masalah dan menjadikan Wamena sebagai pintu gerbang Pegunungan Tengah. “Wamena ini akses menuju Pegunungan Tengah, sehingga harus menjadi pokok perhatian, supaya askses terbuka,” katanya.
Sementara itu, disinggung soal proses hukum terhadap Enden Wanimbo cs? Wetipo berpandangan hal itu menjadi tugas aparat keamanan. “Itu tugas aparat keamanan, kalau pemerintah melerai perbedaan yang ada. Saat ini kami sudah memberikan mandat kepada Tokoh Agama untuk melakukan komunikasi, nanti hasilnya baru disampaikan ke kami,” kata Wetipo yang saat ini menjabat sebagai Bupati Jayawijaya periode kedua. (Loy/don/l03)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar